Mengigau #2

10/20/2016 12:20:00 AM

Ku terbangun di dini hari, kala sesak menyeruak.

Tuhan menghukumku.

Kemarin-kemarin,
Tuhan menyapaku.

Lewat senang, lewat indah, lewat kasih sayang.

Tapi aku berpaling tak menyahut.

Jadi kini, disisakan kenangan rasa sesak, disematkan butir pedih di hari-hari.

Tuhan begitu menyayangi.

Tuhan, kemana saja Aku?

Langkahku gontai kembali tak berarah, ucap syukur lesu,
tapi semestaMu slalu buatku tersenyum,

di teriknya siang
awan teduh beriringan

di teduhnya senja
oranye hangat hiasi hitam

di temaram malam
bulan malu-malu tersipu

Karena tersenyumku cukup sesederhana memandang ke atas.

Apa yang paling indah di bumiNya meski itu tanpa kamu, dia ataupun kalian, langit.

Tuhan Maha memiliki, Maha mengetahui.

KuasaNya tahu, kita tak hanya sekadar kesia-siaan.

Biar jadi rahasiaNya, karena ku tak mampu untuk tahu, sudah tak ingin tahu.

Kata langit, selayaknya disudahi, karena Aku telah sendiri.

Sendiri menjalani ujian Tuhan.

Tuhan mengujimu dengan Cinta.
Tuhan mengujimu dengan Bahagia.

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini