Kunyahan Terakhir

5/12/2016 01:27:00 AM

Mungkin 5 tahun atau 10 tahun di depan nanti. Kelak ada saat pengakuan di antara kita.

Saat semua tak tersembunyi, semua tak ditutup-tutupi. Meski kita tlah sama-sama tahu.

Sambil aku menaruh setengah porsi nasiku ke piringmu seperti dulu, kamu berkata, "waktu itu gue ga beneran mau pinjem jangka ke elo kok."

...dan semua mengalir begitu saja.

Tanpa ada beban rasa tanpa ada beban siapa temanku siapa temanmu. Karena lingkaran sosial kita kelak mungkin akan jauh berbeda.

Nanti tentu kita akan sama-sama lebih matang untuk mengakui. Jujur pada hati, pada diri masing-masing.

Sementara seporsi lebih makan malammu telah tandas, sambil mengunyah makanannku yang tak kunjung habis, aku menjawab...

..."ah udah tau kali gue. Lagian emang sebelumnya kita saling kenal?"

Segera kamu menimpali dengan besar kepala seperti biasa,"siapa juga sih yang ga kenal sama gue?!"

Dan, here it goes. Ini masalahnya, semua orang mengenalmu.

Semua tersembunyi karena keadaan. Keadaan yang membuatmu besar kepala. Keadaan yang mencipta batas di antara kita.

Keadaan yang selama ini menutupi, cerita tersirat perihal sebuah jangka,  bertahun lalu.
...

2011

siapa kamu sempat-sempatnya menghubungiku.
Heran ku dibuatmu, sebuah pesan bertuliskan, "punya jangka ga?"
...

Hingga aku pun tak sempat berkata seraya meminta izin...

"gue juga ga beneran mau pinjem slayer lo kok. Btw, sorry ga sempet gue balikin. Eh engga emang mau gue simpen sih, boleh?"

Dan waktu pun enggan mencatat apa-apa yang terjadi. Entah nanti di 5 atau 10 tahun di depan, semesta menjadi saksi dari sepasang mata yang tetap mendustai hati dan diri.

Nyatanya kita tak'kan pernah matang dan dewasa untuk mampu menerima lalu jujur pada hati.

Atau mungkin toh kita sudah sama-sama tahu, jadi untuk apa ada ruang-ruang pengakuan di antara kita.

Ruang itu tentu akan terasa sepi karena takkan pernah ada kata. Ya, selama ini kita hidup dengan menerka.

Kurasa kita sama-sama terlalu pandai, tak butuh penjelasan. Hidup dengan menerka terasa cukup.

Tersadar ku dalam kunyahan terakhir, menyisakan hening di antara kita. Ku tutup semua kenangan yang bermunculan.

Ku jabat tanganmu, "selamat ya gila lo duluan ternyata. Makan yang banyak ya, jadi kepala keluarga harus kuat."

Ya, karena mungkin 5 atau 10 tahun mendatang pengakuan di antara kita kelak tak ada gunanya.

Alangkah lebih baik biar tersembunyi, mati tak bersemi. Ku bingkai indah atau ku buang musnah yang jadi pilihan.

20.46 WIB
9 Maret 2016

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini