"Eh Kita Ditanyain Nyokap Temen"
10/22/2015 01:05:00 AM12.15 am
Kangen.
Engga, bukan kangen kamu kok.
Gue percaya sama kalimat, "...yang kita rindukan bukan orangnya, tetapi momen ketika sama orang itu." Yap, right.
Jadi di malam menjelang pagi ini, seperti biasa kembali meratapi, merenungi lebih tepatnya karena gangguan pola tidur yang kuderita ini sih.
Muncul banyak memori, momen yang tiba-tiba menghadirkan desiran aneh di tubuh, hangat rasanya di dada, dan degup pun jadi tak menentu. Aih, dangdut sekali.
Kemarin, ku bertemu seorang teman, katanya, "Eh nyokap gue nanyain lo sama si **** masa."
"Eh, apaan kok bisa?"
"Iya nanya kalian udah jadian apa belom."
...
Bukan, bukan kali ini bukan cuplikan cerita teenlit yang ingin ku tuliskan ha ha ha ha ngggg
Nah itu. Sudah lama rasanya, terlalu berlarut antara aku dengannya. Bahkan nyokap temenku itu jadi bertanya-tanya.
Terus, aku jadi kangen. Ha ha ha
Bukan, sungguh yang aku rindukan masa 'lucu' diantara kami. Sungguh kalau sekarang-sekarang sih, yaa mau gimana juga, beda.
Masa dimana kalau ngobrol via sms, lalu bbm--literaly bbm yang di bb--kemudian whatsapp--literaly whatsapp yang ga bisa buat nelpon kala itu--kalau ada yang urgent beneran telepon, bukan pakai free call nya line. Dari yang ngobrolnya masih manis-manis masih dijaga, sampai sekarang apa-apa diimbuhi **fak, *sh**it mungkin biar seru -_-
Ya, semua sudah berbeda, kami masih sama. Entah beberapa tahun ke depan setelah bab perantauan ini, ada apa, entah.
Serius, lucu. Jadi sudah lama ya, mungkin aku gila. Gila akan kekosongan ini, tapi tidurku masih sering kehadiran sosoknya. Ya, siapa sangka.
Tenang, aku tahu walau mungkin tak ada yang tahu, tapi Tuhan Maha Tahu. Tahu tentang apa? Tentang kita, walau bukan apa-apa.
Jadi, sudahlah biar dimakan waktu. Biar berlalu, hingga semuanya jadi baru, hingga tak ada apapun diantara aku dan kamu.
Aku ikhlas kalau rasa kangen ini kembali hadir, tapi maaf bukan kangen kamu. Kangen 'kita' yang dulu-dulu.
Ah, sial.
Ternyata senyum kamu masih semanis dulu.
Ternyata tatapanmu malah lebih dalam dari yang dulu. Langsung saja kuteriaki, "apa lo?!".
Iya, maaf aku tak mampu membalas tatapanmu, lakuku juga tak mampu semanis tatapanmu, aku hangat sekaligus perih terus cuma bisa berkata kasar, seperti itu. Maaf.
Yaudah deh, selamat malam menjelang pagi. Walau ku kecewa tiada yang istimewa di 60 hari lalu, di tahun ini.
@amalinair
0 komentar