Kita bukan Kopi Manis
3/30/2013 10:32:00 PM
Doi harus tahu rasanya indah saat jejak-jejaknya
membekaskan degup berarti.
saat kerlingan bola mata itu ciptakan desir-desir hangat.
saat senyum itu mengukir nyeri, karena hadirku tak berarti.
saat kerlingan bola mata itu ciptakan desir-desir hangat.
saat senyum itu mengukir nyeri, karena hadirku tak berarti.
Doi harus sadar waktu akan berhenti ketika sapanya
menenangkan kecamuk rindu.
ketika renyah tawa itu buncahkan kemeriahan dalam hati.
ketika kata lembut itu menampar realita, karena Aku tak berhak merindu.
ketika renyah tawa itu buncahkan kemeriahan dalam hati.
ketika kata lembut itu menampar realita, karena Aku tak berhak merindu.
Doi secangkir kopi, Aku gula pasir.
Antara ada dan tiada Aku, tak mengapa.
Tak’kan pernah ada Kopi Manis, takkan pernah ada Kita.
Antara ada dan tiada Aku, tak mengapa.
Tak’kan pernah ada Kopi Manis, takkan pernah ada Kita.
0 komentar