Berlabuh
2/11/2017 04:00:00 AM"Melabuhlah, kau telah berjalan jauh...", sahutmu menenangkan gusarku.
Rupanya kamu tak tahu.
"Ku tlah sampai, berlabuh Ku pada simpul senyum itu. Ku turunkan sauh, senyummu hilir pelayaran ini", jawabku.
"Ah kau dan kemampuan bersajakmu, Mal....", rajukmu masih dengan raut keras wajahmu yang terlalu simetris.
Aku hanya terdiam, menarik sudut-sudut bibir dengan otot-otot pipi, tentu saja sambil memandangi sesimpul hilir pelayaran di depanku.
Senyummu :)
Hanya berjeda 5 menit, kemudian sebait darimu tercipta.
Kemarilah dengar ceritaku,
Seorang pengembara tlah melabuh di tepianku
Kini ia menunggu di teras rumahku
"Tenanglah, kan ku siapkan tempat yang nyaman bagimu" kataku
"Apakah kau kan mengusirku di hari depan?"
"Rumahku menunggumu, dan ku bangun fondasinya atas namamu"
Hening menyertai hahahaha yang begitu panjang, ya, ha-ha-ha di dunia nyata.
Sampai kita terlupa akan dunia, sampai lelapku lelapmu merajai waktu.
Tak begitu lama hingga,
"She wasnt a sea, then her fingers can't run over his heart anymore", bagimu.
Jadi, apakah kita telah sampai di hari depan?
Entah.
Lantas inikah saat untuk mengusirku?
Entah.
Jadi, rumah yang mana?
Jangan bangun rumah itu berfondasikan namaku.
...
Karena Ku 'kan kembali berlayar. Entah sungai panjang atau samudera adalah rumahku,
biar kembali ke hulu 'kan ku simpan simpul senyummu :)
0 komentar