Perang Dingin
10/13/2016 04:05:00 PMMenggigilku,
kerlip butiran air di kaca jendela seakan mengejek, meluncur begitu bebas.
Gemerutuk gigiku,
beputar pandangan, mata sayu bertemu senja yang sendu, kelabu.
Terkulai tubuhku,
langit abu-abu, hati biru,
ramai di luar sana, sepi diriku lesu.
Dingin. Aku bertempur dengan logika yang tersisa. Dingin.
Mereka bilang aku dan dia sedang perang dingin.
Ternyata sebatas pergulatan rasa dan sisa logika milik si dungu.
Itu Aku.
- terima kasih kepada senja Jakarta yang abu-abu meluapkan pilu.
Sudah lelah, kalah berperang.
Mari kembali, tinggal beberapa km lagi. Hujan menanti.
0 komentar