Hujan di Bunga-Bunga

9/25/2016 07:02:00 PM

Tumbang kuncup bunga di pekarangan
Pada dahan sebelah, sebentar mekar mewangi kemudian mati

Bahagiaku adalah kesalahan
Kalau begitu apalagi menangisku

Kuncup nan malang, tumbang sebelum mekar
Hujan begitu deras
sampai basah telapak rindu yang gugur bersama bunga-bunga

Aku lemah oleh kata sayang, sementara siapa yang tahu dalamnya makna dari sebuah kata
Kata itu darimu yang awalnya ku sebut-sebut palsu
Tak terasa perlahan pudar

Jejak-jejak bahagia pun tak membekas
Terbasuh hujan sepanjang hari
Hanyut bersama kuncup yang tumbang

Sayangku, bagaikan sang pemilik kuasa Kita telah menuliskan rencana
Jika ini sudah mendekati bagian akhir cerita, sungguh aku belum rela

Titik hujan segera mereda
Hujan biarkan bersua
Pertemuan serbuk sari di ujung putik
Pengharapan ada yang berbuah manis

Seribu rindu telah membatu
Karena kita tidak kekal dalam waktu
Sempit, sesak
Tak ada inginku inginmu memecah batu itu
Bila seperti itu caramu, aku takkan pernah mengiba
Matang, telah ku bersiap

Serbuk sari pergi bersama angin
Hujan menderas lagi
Tertinggal tetesnya di ujung putik
Rintik tiada henti
Beri penghidupan, tumbuh
Mekar mewangi sendiri-sendiri

Berdamai dengan hujan yang menguatkan dari akar hingga mekar di dahan masing-masing

Sayang, aku tahu kau bukan dahan-dahan itu apalagi akarku.
Jangan sesekali kasihani aku, walau kau boleh coba menopangku.
Kelak kita 'kan sama-sama mekar mewangi
Walau aku sedang tertinggal terlunta-lunta oleh derasnya hujan,

...
kau telah tumbuh, berkembang, semerbak mewangi,
...
sambil menebar sari kau pergi bersama angin.
Seperti itukah bagian akhir, rencana kisahmu?

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini