1/18/2015 03:07:00 PM

Kota Pengirim Banjir, 18 Jan ‘15
“Assalamualaikum Wr. Wb, Bang”

www.thedishh.com
Sudah hampir 6 bulan berlalu rupanya, Bang. Kamu apa kabar? Aku harap selalu sehat dan berbahagia dalam lindunganNya ya, aku yakin sih kamu baik-baik. Bagaimana liburan kali ini, kamu tidak pulang’kan? Memang kamu perantau sejati, tak seperti salah satu sobatku itu hahaha, ah sebut saja dia sobatku, ya pasti kamu tau.

Bagaimana UAS semester ini? Terima kasih loh untuk waktu luangnya, untuk kamu yang kembali menghilang, aku selalu tetap dalam keoptimisan mungkin ini prinsip agar kita sama-sama belajar dan tak saling merecoki. Ya, untungnya kamu yang inisiatif untuk menghilang duluan. Lalu, fokuskah aku? Tidak.

Aku diliputi sejumlah perasaan kembali dibayangi hal yang.....sejujurnya tak perlu terlalu dipikirkan. Sampai aku kembali pada pertanyaan, “ngapain sih lo baper mulu? Ga capek?!”.  Sampai pada titik kembali aku berkesimpulan, untuk menyerah. Menyerahkan segala keadaan ini pada Yang Maha Kuasa. Karena sungguh aku mulai lelah.

Hei, aku tetap akan seperti ini, Bang. Tak ada yang berubah, walau kelak diantara kita tak’kan lagi sama.  Mungkin setelah bertahun kita tak bertemu, tentu semua tak lagi sama. Kamu mungkin akan tumbuh lebih tinggi dariku, atau mungkin kamu akan puas mengataiku penuh ber’lemak jahat’.  Atau hanya tersisa keheningan diantara kita, tak ada lagi perdebatan akan hal-hal remeh di hidup ini.

Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Ya, aku memang akan lebih cepat menua, tapi aku mungkin tak cukup dewasa untuk memaknai semua ini. Lalu setelah segala pasang surut ini, entah ada apa diantara kita.

Kamu pun kembali. Lewat percakapan bodoh. Lagi-lagi aku membodohi diri, selalu.

21:36 Harus?
21:37 Idk, just play the game hehe
21:38 Kalo gak?
21:38 Dikutuk
21:40 Sama?
21:41 Ratu Hancinda wkwk
21:44 Bah siapa itu wkwkw
21:48 Payah

Setidaknya lewat percakapan bodoh aku mengetahui kabarmu, Bang. Kabarnya pula kau sedang melancong ke tanah Pansundan. Ah apa pula kenapa aku jadi menggunakan logat daerahmu sana. Selamat bersenang-senang ya, jangan bangun siang-siang, jangan begadang. Duh, sudah seperti emakmu saja aku ini. Oh iya satu lagi, Bang.

Hati-hati di tanah Pasundan sana. Ingat, setahun lalu kamu bertanya padaku, “Neng Geulis artinya apa ya?”. Aih, geli sendiri aku mengingatnya. Di sana kan kamu temui banyak Neng geulis, Bang. Aku jelas kalah jauh geulisnya hahaha. Tidak apa-apa jika kamu sekadar cuci mata disana. Segeralah beristigfar, dalam perjalanan pulang nanti.

Aku juga akan banyak berdoa di perjalanan pulangku nanti. Pulang, ah konotasinya berbeda. Pulang ke perjuangan kita mungkin lebih tepatnya. Mendoakan agar kita sama-sama saling menguatkan walau hanya lewat percakapan-percakapan bodoh itu.

Ps. Tanah perantauan-Kota Hujan 512 km
Kampung halamanmu-Kota Hujan 1095 km

Kampung halamanmu-Tanah perantauan 1443 km
Tanah perantauan-Tanah Pasundan 398 km
Tanah Pasundan-Kota Hujan 181 km

Yah, rumah tingal kita nyatanya di tanah perantauan hanya berjarak kurang dari 1 km pun semesta enggan berkonspirasi. Apa daya jika tak ada usaha, apalagi ratusan hingga ribuan km itu.

Tidak aku tidak pindah ke fakultas sebelah yang suka mengukur jalanan kok, aku masih di tempat yang sama belajar menyiapkan meja makan yang hangat akan aroma sedap di tambah tawa canda riang kelak. Bukan, bukan sedang mengajak kamu kok, Bang, untuk menyiapkan meja makan bersama hehehe.

Sudah dulu, ah. Aku memang sok sibuk atau hobi sibuk entahlah. Jadi kalau menuliskan deretan huruf ini hanya saat-saat liburan saja, kamu seharusnya maklum. Kalau intensitasnya kurang, boleh saja mampir di deretan sosial media milikku. Aku akan selalu ramah menimpali percakapan bodoh itu, janji, selalu.

Yap, Bye.
Have fun, semangat di semester selanjutnya : )

Wassalamualaikum Wr. Wb”

Salam Hangat, Neng.

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini