Perantauan : SMS (Sabtu Malam Sendu-sepi merindu)

10/26/2013 09:18:00 PM


"Maaaa, aku nangis baca postinganmu :'("
http://asmaismi.blogspot.com/2013/10/surat-cinta-10-daddys-girl.html
Asma
sent @ 6.13p
-***-

"Sebut aku nekat, ketika kemarin aku begitu memimpikan sesuatu yang baru di sini.  Sebut aku pemberani, saat merangkai angan akan hidup sendiri di sini.  Kenyataannya, kalian boleh sebut aku bodoh, semuanya terasa berantakan.  Tanpa orang-orang yang dapat menopangku dengan tulus di sini.

Sebut aku manja, ketika detik-detik kuhabiskan dengan tangisan tak berarti di ruangan sepetak ini.  Sebut aku si omong kosong, karena nyatanya aku semakin limbung tergopoh menempa hari tanpa penguat diri. Ya.  Aku  kehilangan.  Rindu kalian.  Sahabat.”

Aul, Selpi, Nadia
sent @ 6.22p
-***-

“Andai kumiliki mesin waktu, ku akan kembali ke masa itu.  Mencoba lebih meresapi ucapan kalian. Lalu pergi ke saat-saat ini.  Saat-saat nadir yang kuhadapi kini, hembusan nafas panjang, sepi sendiri bahkan air mata.  Bukan.  Ini bukan rangkaian kata penyesalan.  Telah ku pilih dan ku tentukan sendiri jalan ini, mencoba buktikan pendewasaan.

Mungkin aku terlalu naif, aku tempaan butiran emas dari peluhmu, Mah, Pah.  Tapi nyatanya selama ini aku gagal bersinar.  Satu yakinku, aku’kan tetap berharga di setiap harapan dan doa kalian. Satu janjiku, aku’kan tetap mencoba bersinar, takkan meredup, karena aku emas penghias senyum bahagia tulus dan tawa hangat kalian.

Lelah. Sedikit langkah yang kulewati, habis sendiri. Menguatkan diri akan ada hari, obat rasa sakit ini.
Lemah. Menangisi sepi.  Meluapkan emosi, menanti hari obati rindu tak terperi.

Aku rindu. Suasana malam di teras samping.
Aku rindu.  Keributan malam, Riza dan Raffa.
Aku rindu kalian. Rumah. Pulang.”
Mamah, Papah, Riza

sent @7.37p
-***-

“Terima kasih. Pada waktu yang telah kau isi dan membuat senyum ini hadir.  Kau beri perhatian lewat dingin dan kerasnya hati, namun dapatku tahu kau peduli. Kau sisipkan sedikit tawa dalam singkatnya irama bersua.  Entah mengapa, kau menjadi paket rindu yang lain.”

Dia
save as draft @ 8.20p
delete
-***-

“Teman. Apa kabar?  Bukan, kau bukan temanku. Kabarmu pun aku tak tahu, nyatanya kita hanya terpisahkan jarak langkah-langkah kecil.  Lalu bagaimana kehidupanmu sekarang? Bertemukah kau dengan titik nadir seperti yang kualami?

Tenang saja, aku tetap menyimpan cerita di awal perkisahan kita di tanah Jawa ini. Bahkan kisah bertahun yang dulu, masih ku jaga. Rapi. Rapat. Bila kau merindu, sini kembali, biar kuceritakan lagi.

Tidak.  Kau tidak peduli lagi.Maka pergilah sesuka yang kau mau.  Karena kaukah temanku?
Jangankan mengharap lebih, jadi temannya pun aku semu.”

   Kau datang dan pergi, oh begitu saja...
semua kuterima, apa adanya.
Mata terpejam dan kuhalangi waktu...
tak urung jua kulihatnya pergi.
......
Di ruang rindu kita bertemu.
Letto-Ruang Rindu

Doi
not sent @ 8.31p


@amalinair

You Might Also Like

3 komentar

  1. jadi galaunya penulis gini ya. gaul banget ya. macho. hahaha. btw ngga pake foto narsis gitu kaya biasanya? :3

    BalasHapus

Cari Blog Ini