Palsu
4/11/2017 05:42:00 PMHatiku satu
Rasaku seribu
Ucapku satu
Pikirku seribu
Wajahku satu
Rautku seribu
Ceriaku untuk Mamah
Kuatku untuk Papah
Sabar dan pengertianku untuk laki-laki setengah remaja sok dewasa itu
Lembutku untuk si bocah kecil lugu nan lucu, badut.
Senyum di mana-mana untuk temanku
Semangat untuk sahabatku
Lantas untuk siapa sedih dan tangisku? Aku bertanya-tanya.
Pedih, jawabnya.
Boleh ku simpan, hmm, bagaimana bila ingin ku buang.
Ku tumpahkan padaMu?
masih pantaskah aku yang hina ini, mengadu, bahkan hanya pedih yang ingin ke beri padaMu.
Palsu ternyata baik, pikirku,
palsu sederhanakan yang seribu jadi satu.
Wahai Kau yang Maha Tahu, izinkan ku jadi palsu.
Tutupi sedih, sembunyikan pedih.
...
Di sebuah sore, ketika tangis tak selalu berair mata, dan sabar hanya sebuah kata.
ketika mendung tak selalu pertanda hujan, dan senja tak selalu jadi waktu peristirahatan.
Melelahkan, bukan?
0 komentar