Mengigau#5

4/15/2017 03:24:00 AM

Tenang saja, aku baik-baik saja
Kembali Ku sebut-sebut kalimat itu

Dalam hidup memang ada yang datang dan pergi
Bahkan mungkin setelah pergi hadir lagi

Sejak usia 13 tahun aku sudah pernah mengalaminya

"Mengunyah jeda, menemukan beda"

Jika kemarin di 21 tahun ini terulang lagi, mungkin aku segitu ndableg-nya he he he

Ya, anggap saja, check point hati dan iman :)

Proses pendewasaan singkatnya ku anggap begitu

Klise, iya.

Jangan main-main sama perasaan katanya. Ah, memang manusia hina, serakah tanpa pikir panjang.

Seorang teman pernah bertanya, "apabila kamu tau sesuatu akan berakhir buruk, apakah kamu akan mengakhirinya walaupun masih terasa indah?"

Jawabku, "jalanin aja dulu, siapa tau pahitnya bisa diubah. Rencana Tuhan siapa yang tau"

Bodoh.

Lalu apa yang tertinggal sekarang, hanya pahitkah?
Tidak juga.

Mengurai makna dengan sisa-sisa keikhlasan

Aku bersyukur atas semua yang telah berlalu

Jangan kembali bodoh.

Sudahi dan maknai
Untuk apa terlalu berlarut-larut menyalahkan keadaan,
mencari-cari jalan keluar terbaik
tenggelam

Padahal dangkal,
sudah terlihat dasar,
mudah tergapai permukaan

Sederhana, mari sudahi
Ya, tak semudah itu, tak apa perlahan
Pelan sambil maknai

Tak semua bisa dapat ujian lewat bahagia dan kasih sayang, katanya

...

Batas sudah kembali ditanam
Tembok kokoh jadi pelindungnya

Logika telah kembali

Bolehkah ada pertemuan-pertemuan lagi, setelah datang dan pergi?

Tenang saja kita akan baik-baik saja
Endorfin di antara kita toh sudah mati

Tenang saja kita akan baik-baik saja
Sampai gelisah dan bahagia mencapai cita-cita
Citamu, citaku

Tenang saja kita akan baik-baik saja
Masih ada kita dalam semesta

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini