Learn from the flood

11/18/2012 07:15:00 AM



20:27, Bogor 22 o C .  Hujan, berpetir dan banjir.  Gue? Pegal-pegal, flu ringan, resah hati hampir akut.
-***-
Huaaah sedang meresapi lagunya Taylor Swift (lagi, kembali, selalu) RED! Kali ini gue ngga berniat buat mengeluh sama keadaan yang sebenernya ah ‘piiip’, oke semangat!!  Hari ini kembali gue melalui hari super nan ajaib diantara hari-hari yang luar biasa lainnya, ceileh gue lagi optimis banget nih malem ini, walaupun ah bagian hati gue yang sebelah situ tuh tuh masih agak random berkeping HAHAHAHA

Pertama gue sedang bergulat dalam perasaan yang memang gue akuin “mengganggu”.  Dia.  Gue ngga pernah berusaha untuk berharap lebih dari ini, sempat.   Namun itu dulu, sebuah dahulu yang terlalu berlalu.  Ya, gue tahu dia memang sudah menjadi sebuah kepingan ingatan di benak gue cukup lama.  Lama.  Entah apa yang membuat kepingan itu terkuak kembali.  Dengan tak sadar ataupun sengaja gue pun tak tahu pasti.  Saat kehadirannya, kembali membuat deretan catatan dihampir setiap ketukan detik waktu gue, bukan tidak mungkin jika gue dan semua kesemuan ini terkuak kembali. Ya, gue terjebak.

RED yang lagi membuat gue addict dengan mp3 player di Hp, bukan karena gue sedang termabuk-mabuk dalam kegalaun yang sangat sial ini.  Oh mungkin karena keduanya L ah sial sekarang cairan ajaib dari mata yang sudah sangat ngga normal ini seirama sama gerimis di luar....

Ah hari ini?
Setelah semua underpressure ini?
Sabtu.  Dengan sepatu yang tidak biasa, karena yang biasa jebol setelah menemani gue menyusuri hari yang hujannya kalau dateng ngga pernah kasih tanda ke gue hanya ke semesta.
 Kira-kira materi pelajaran hari ini berantakan....semua berantakan bagi gue.  B.inggris gue ngga beres storytelling karena masalah waktu.  Biologi kembali keteteran dengan materi yang menumpuk dengan jadwal UH di hari Rabu : (.  Kimia selalu seperti biasa berantakan dengan materi baru yang semakin menumpuk dan ancur di akhir UH.......dimana motivasi gue? Dimana tujuan-tujuan gue? Ah ini memang titik nadir yang ngga tepat!



Hasil TPA dan IQ dibagikan hari ini.  IQ tetap stabil dalam level yang sama J bakat dan minat gue sama dengan apa yang gue isi pada kolom cita-cita: DOKTER ...........................sebuah pendidikan bahkan profesi yang sampai sekarang belum tercipta kebulatan dari sepakatnya organ-organ saat ditanya sel eritrosit yang rutin membagikan oksigen pada mereka hahaha *oke ini ga lucu*




Sepulang sekolah ada opening TRIPLEX, pensi acara besar sekolah gue. Dengan balon-balon dilepaskan sebagai simbol pembukaan acara dan berbagai hiburan yang tetap saja tidak membuat gue 100% full charged  kembali.


12:05 pm. Sebuah percakapan singkat dalam kesemuan dibalik dunia nyata kembali terangkai.  Gue dihadapkan dalam posisi yang gue sendiri pun engga tahu pasti peran gue sebagai apa disana.  Nyatanya peran tersebut bisa gue tentukan sendiri dan spertinya gue salah mengambil peran, dan... beginilah keadaan gue.  Tertahan dalam sebuah badai kecil ‘sejuk yang menyakitkan’.

 Hingga entri ini ditulis gue masih digantungkan dalam peran yang tak tentu. Men? Seriously?
Sepertinya gue yang salah.  Salah, menjalani keadaan dengan mempersulit semua. Am I wrong? Did you know, that I am being sicked. And you just pushed me around, erase all this fvckin’ things.
Semesta membela dia, sore ini gue pulang sekolah setelah sucks-things itu tersudahi.   Hujan dengan sangat deras disertai petir.  Jalanan kota hujan ini yang.........
*entri ini terhenti penulisannya, karena gue ketiduran....*

Minggu, 06:00.
ya mari dilanjutkan, jalanan kota Bogor yang cacat pembangunan menurut gue, memang selalu menjadi hambatan.  Cacat pembangunan?  Setiap pembangunan jalan tidak difasilitasi dengan saluran air yang memadai, tidak ada evaluasi dari kasus banjir sebelumnya.  Ya! Hampir di seluruh jalan, dari jalan Kh Sholeh Iskandar yang fenomenal sampai jalan komplek perumahan gue : ‘(.  Dan Sabtu kemari semua menimpa gue.

 Dia yang telah berkonspirasi dengan semesta, gue yakin dia marah sama gue.  Badai pun terjadi, dimulai hujan rintik saat gue keluar gerbang sekolah hingga petir menyambar dan  seluruh jalan yang gue lalui, banjir!
Sabtu itu gue pulang sekolah dengan kedua teman, kita memang harus pulang dengan angkutan umum berute khusus yang harus kita minta dahulu pada sang supir, ah perjuangan hidup ahahaha itu berlebihan.  Karena sore itu cuaca tidak mendukung, akhirnya dari ke-6 angkutan umum yang kita minta lewat rute khusus pun menolak, hingga angkutan terakhir yang bersedia.  Dan alhasil semakin sore gue pulang dan semakin tinggi tingkat kecemasan gue terhadap banjir di perumahan.  Ternyata kejadian juga.....

Gue harus menunggu banjir surut untuk bisa pulang : ‘( di sportclub depan perumahan gue menunggu dalam jangka waktu tak tentu.  Dan mati lampu... sampai tiba-tiba ada seorang pemuda absurd yang tertarik mewawancarai gue-______-

Pertama dia duduk di sebelah gue, “punten ya teh”, katanya. “Nunggu apa teh?”, tanya dia basa-basi, namun asli basi bin bego, elo pikir gue tunggu apa? Nunggu kereta labu buat jemput gue? 
“Nunggu bisa masuk ke dalam, banjir”, jawab gue masih sopan dan wajar.

Dimulai dari pertanyaan wajar, SMA? Dimana? Oh Jauh yaa-___-kelas berapa?.  Kemudian kok baru pulang? Eh orang rumah udah di kasih tau? Ntar bareng gue aja-___-.  Berlanjut kepo saat gue nelpon nyokap gue, kaget saat liat gue ngga pake kaus kaki-___-, lalu Udah makan belum? Eh ikut nonton wali sama setia band yuk! *ah sarap* 290udehebdbe*nyebutin pin BB, yg gue kira dia lagi nyebutin plat nomor motornya* ah gila siapa sih dia? Oke saat itu gelap gue ngga tau perwujudan mukanya, ngga minat tahu lebih lanjut juga sih. Dan akhirnya gue cabut, peraturan *Dont talk to stranger* pun kembali gue langgar untuk kesekian kalinya hehehe ampun Mah!

Saat itu masih banjir dengan tingkat engga wajar banget : ( saat itu seseorang dibalik sana dekat tapi jauh, jauh tapi dekat lagi ada konflik sama gue : ( saat itu keoptimisan gue mengenai tujuan setelah lulus sedang ‘agak’ meningkat, setelah mendapat hasil TPA dan bertemu teman seangkatan yang mendahului lewat program akselerasi dan kini memakai Jaket hijau ITB :’’’ saat itu gue berpikir peran gue dalam berbagai percakapan sudah usai, ya job untuk bermain peran sudah selesai bahkan sebelum gue tahu pasti peran gue apa : ( saat itu gue engga bisa dateng ke sweet17th teman SMP yang muah muah banget : ( saat itu gue berterima kasih banget sama ebi berkat pulsa yang dikasih ngutang ke gue haha dan saat-saat itu semua gue merenunginya dengan baju seragam full basah kuyup, bersama udara sisa hujan, bersama lembabnya suasana dengan pikiran gue yang terombang-ambing mengenai semuanya.  Gue terduduk di halaman sebuah rumah, di pinggir jalanan basah, di samping pohon palm yang mulai berjamur.  Dingin.

Singkatnya bokap dengan adik gue menjemput gue dengan berjalan kaki menerjang banjir, ah ({}).  Gue pun pulang dengan mengikuti arus banjir, tertawa namun ada kegalauan lain di sini.

Science-social?
dengan minat social service, namun skala kebutuhan sosial hampir cukup?
ah membingungkan.







Dalam hati jauh meminta pada semesta yang tak mengutuk hujan, pada alam yang pasrah terhadap halilintar, sampaikan mohonku pada Ilahi.  Aku meminta kembalikan dia, agar dapat ku pelajari kembali peranku untuknya.....
MAAF. 





Belajar dari air yang membuat banjir, gue bakal tetep membuat semuanya mengalir hingga terlihat satu titik surut, yang membahagiakan.



@amalinair

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini