BIOLOGI : Praktikum Alat Indera

5/22/2012 08:27:00 PM


    I.            Lokalisasi Suara
A.     Tujuan : Menentukan tempat datangnya suara.
B.      Alat dan bahan
a.Garputala/benda lain yang bisa dipukul berbunyi
b.    Manusia, terutama sistem pendengarannya

C.      Landasan teori
Telinga berfungsi untuk merubah gelombang suara menjadi impuls, yang kemudian dijalarkan ke pusat pendengaran di otak. Gelombang suara adalah perubahan rapatan dan renggangan suatu molekul yang disebabkan getaran.  
Apabila sampai pada telinga kita, gelombang suara akan masuk ke telinga bagian luar melalui saluran pendengaran dan akhirnya sampai pada membran timpani. Gelombang suara ini menggetarkan membran dan tulang martil. Selanjutnya tulang landasan dan tulang sanggurdi ikut bergetar. Akhirnya tingkap bundar ikut bergetar juga. Getaran ini akan menggetarkan cairan di dalam rumah siput. Cairan yang bergetar menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls dari ujung saraf ini diteruskan ke saraf pendengar di otak besar. Kekhususan pola impuls ditentukan oleh pola gelombang suara yang diterima. Saraf otak statoacustikus (saraf pendengaran) menerima impuls ini, kemudian menerjemahkannya dan kita mempersepsikannya sebagai suara.
Percobaan lokalisasi ini akan diamati arah datangnya suara dan hubungan penglihatan dengan pendengaran.

D.     Prosedur
a.Tutuplah mata orang yang diteliti
b.    Bunikan garputala / alat lain pada jarak 15cm dari:
1.      Muka belakang
2.      Belakang kepala
3.      Atas kepala
4.      Samping kiri
5.      Samping kanan
c. Begitu alat bunyi dibunyikan, orang yang diteliti tadi harus menunjukan sumber suara, bila benar diceklis R pada tabel pengamatan dan di silang jika salah Q.
  
E.      Analisa data

Tabel Pengamatan
(jumlah dalam %)
No.
Nama
Posisi sebelum ditutup mata
Posisi sesudah ditutup mata
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1.
Amalina Idzni R
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
2.
Darayani A
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
3.
Dyah Padmi
P
P
P
P
P
O
P
P
P
P
4.
Fahd Shidqul A
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
5.
Iqbal Maulana M
P
P
P
P
P
O
O
P
P
P
6.
M. Ichsan
P
P
P
P
P
O
O
P
P
P
7.
Rizky Andika
P
P
P
P
P
O
O
O
P
P
 Keterangan:


1 = Bagian muka
2= Bagian belakang
3= Bagian atas
4= Bagian kiri
5= Bagian kanan


F.       Kesimpulan
Pada sebagian individu hilangnya suatu fungsi alat indera berpengaruh terhadap ketajaman fungsi alat indera lain.  Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan, hilangnya fungsi penglihatan tidak berpengaruh dalam menentukan arah sumber suara, karena saraf auditori menerima rangsang suara yang akan diolah oleh Saraf otak statoacustikus dan diterjemahkan berupa sumber suara dan suatu informasi.

  II.            Sensasi Tekanan / Sistem Peraba
A.     Tujuan : Menentukan sensifitas terhadap tekanan pada beberapa bagian tubuh
B.      Alat dan bahan
a.Benang plastik
b.    Tissue
C.      Landasan Teori

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerahepidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
D.     Prosedur
a.Letakan benang plastik di bawah tumpukan 20 tisu
b.    Perlahan di tambah 1 tissue sampai tak terasa kembali

E.      Analisa Data

No.
Nama
telunjuk
Ibu jari
Sikut
dagu
Telapak tangan
1.
Amalina Idzni R
58
30
12
12
14

2.
Darayani A
58
30
18
10
14

3.
Dyah Padmi
58
30
18
10
12

4.
Fahd Shidqul A
58
38
18
12
17

5.
Iqbal Maulana M
58
30
12
13
14

6.
M. Ichsan
58
30
12
13
14

7.
Rizky Andika
58
30
12
13
14

Jumlah dalam lembar tisu

F.       Kesimpulan
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.  Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus.  Reseptor tekanan adalah paccini dan sentuhan adalah meissner.
 Kepekaan lapisan kulit pada tiap organ berbeda, telunjuk lebih banyak terdapat ujung-ujung saraf sehingga lebih peka dibandingkan lapisan kulit pada organ lainnya.


III.            Adaptasi Reseptor Terhadap Tekanan
A.     Tujuan : Menunjukan reseptor terhadap rangsangan tekanan
B.      Alat dan bahan
a.Koin
b.    Manusia
c. Stopwatch
C.      Dasar teori
Kulit tersusun atas lapisan epidermis (lapisan sel yang sangat rapat) di sebelah luar dan lapisan dermis (lapisan di bawah epidermis yang letak sel- selnya agak berjauhan satu sama lainnya) di sebelah dalam. Lapisan epidermis merupakan lapisan mati karena tidak memiliki pembuluh darah ataupun sel- sel saraf. Ujung- ujung sel saraf sensori (reseptor) yang terdapat di dalam kulit ada 2, terbungkus kapsul (korpuskel) dan tidak terbungkus kapsul (ujung- ujung saraf bebas).
Ada 2 jenis korpuskel, yaitu:
·                     Korpuskel meissner: Reseptor untuk sentuhan. Terletak di dekat permukaan kulit, tapi masih di dalam lapisan dermis.
·                     Korpuskel pacini: reseptor untuk tekanan. Terletak agak dalam di lapisan dermis.
Ujung- ujung saraf terbagi 2, yaitu:
·                     Ujung saraf Ruffini merupakan reseptor untuk panas, terletak di lapisan epidermis (ujung saraf peraba).
·                     Ujung saraf Krause adalah reseptor untuk dingin, juga terletak di lapisan epidermis.
D.     Prosedur
a.Letakkan koin di permukaan lengan bawah kemudian permukaan lengan atas
b.    Catat berapa detik rasa sentuhan koin itu hilang
c.  Lakukan dengan beberapa koin

E.      Analisa Data
No.
Nama
Lengan bawah satu koin
Lengan atas satu koin
Koin ditumpuk
Lengan bawah
Lengan atas
1.
Amalina Idzni R
58
30
12
12
2.
Darayani A
58
30
18
10
3.
Dyah Padmi
58
30
18
10
4.
Fahd Shidqul A
58
38
18
12
5.
Iqbal Maulana M
58
30
12
13
6.
M. Ichsan
58
30
12
13
7.
Rizky Andika
58
30
12
13
Jumlah angka data dalam satuan detik

F.       Kesimpulan
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.  Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus.  Reseptor tekanan adalah paccini dan sentuhan adalah meissner.
Reseptor tekanan adalah paccini yang menghantarkan impuls ke otak.  Semakin besar tekanan yang diberikan pada reseptor tersebut, semakin cepat efektor kehilangan rasa rangsangan. 

                               IV.  Kemoreseptor (rangsangan kimia)
A.   Tujuan: Mengetahui rangsangan kimia terhadap reseptor pembau pada hidung
B.   Alat dan bahan
a.   Aneka macam parfum
b.   Tabung reaksi
c.    Kapas
C.      Teori dasar
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung saraf olfaktori, dan bergabung dengan bulbus olfaktorius pada serabut otak. 
D.     Prosedur
a.Masukkan kapas yang telah ditetesi parfum ke dalam tabung reaksi
b.Tutup satu lubang hidung dan yang satunya diciumkan ke tabung reaksi
c.  Catat waktu mencium hingga bu tidak tercium lagi
d.Lakukan pada lubang yang satu lagi
e.Lakukan dengan kedua lubang

E.      Analisa data
No
Nama
Lubang Hidung
Keterangan
Kanan
Kiri
Kanan dan Kiri
1
Amalina Idzni
87
34
95
Jumlah angka data dalam satuan detik
2
Darayani Amalia
17
5
23
3
Dyah Padmi
77
77
76
4
Fahd Shidqul A.
107
77
242
5
Iqbal Maulana
13
21
27
6
M. Ichsan S.
100
124
153

F.       Kesimpulan
Hidung selaput lendir yang mengandung saraf olfaktori, dan bergabung dengan bulbus olfaktorius pada serabut otak.  Daya tahan saraf olfaktori dalam menerima rangsangan zat kimia berupa aroma, relatif berbeda.  Ditinjau dari keadaan indra pembau, saat terjadi kelainan berupa pilek, penerimaan rangsang pembau dan pengecap pun terganggu. 

V.            Menentukan Blind Spot (Titik Buta)
A.     Tujuan: Menentukan terjadinya blind spot
B.      Alat dan bahan:
a.Sehelai kertas putih
b.Sepasang mata anda
c.    Penggaris
d.    Pulpen/pensil

C.      Dasar Teori
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Cara kerja mata, cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil menembus 4 media refraksi kornea, aqueous humor, lensa dan vitreuos humor. Setelah mengalami 4 kali pembiasaan, bayangan jatuh pada retina.
Bintik buta merupakan bagian retina yang tidak mengandung sel reseptor dan saraf penglihat sehingga tidak peka terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang kebetulan jatuhpada daerah bintik buta ini, tidak akan menghasilkan gambar.
  
D.     Prosedur:
a.Pada kertas putih tersebut buat tanda positif (+) dan negatif (-) dengan jarak 7,5 cm
b.Pegang kertas tersebut, kemudian letakkan di depan mata dengan jarak 50 cm
c. Tutup mata kiri, kemudian fokuskan mata kanan pada salah satu tanda secara menyilang
d.Gerakkan perlahan mendekati mata, sambil terus memandang pada salah satu tanda tadi secara menyilang
e.Catat jarak ketika tanda yang berseberangan menghilang
E.      Analisa data
No
Nama
Mata kiri (cm)
Mata kanan(cm)
1
Amalina Idzni R.
27/30 (dgn kacamata)
29/32 (dgn kacamata)
2
Darayani Amalia
30
30
3
Dyah Padmi
22
28
4
Fahd Shidqul A.
21
26
5
Iqbal Maulana M.
31
31
6
M. Ichsan S.
30
28






    


F. Kesimpulan
Mekanisme pembentukan bayangan pada mata terjadi saat cahaya masuk ke mata, diterima korne, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan bayangan akan jatuh di bintik kuning pada retina.  Kemudian diteruskan ke bagian saraf optik lalu diteruskan pada lobus ospital pada otak besar.
Mata kita memiliki keterbatasan dalam melihat, sehingga sesuatu yang ada di hadapan kita bisa tidak terlihat. Di dalam bola mata, persisnya pada bagian retina, yaitu bagian bola mata sebelah belakang, terdapat bintik buta yang merupakan bagian dari retina yang tidak memiliki sel-sel penangkap cahaya, sehingga cahaya yang jatuh pada daerah bintik buta atau blind spot ini tidak akan menghasilkan bayangan. Ternyata kita yang memiliki mata normal, juga memiliki kekurangan berupa “buta” pada kondisi tertentu.


You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini