Letter to my last star
3/16/2012 01:50:00 PMDear my dearest star,
Aku, masih tetap aku. Masih sendiri terkubur sepi penuh angan akan sebuah mimpi indah dunia, Cinta.
Cinta, masih tetap cinta. Kata indah dengan berjuta makna, dengan beribu kefanaan dunia.
Terlalu naif aku mengakui. Bagiku dia yang pertama, yang pertama mencuri perhatian penuhku, merengkuh seluruh isi hati ini. Walau terlalu sulit dan berat untuk dipertahankan, bahkan mengingatnya pun aku tak kuasa.
Hari-hari itu, saat dimana aku jauh dari kata ‘baik’. Yah kali itu aku sedang tak berkeadaan baik. Pertengkaran akan sikapku, akan nilai-nilaiku, akan hubungan pertemananku, akan hubunganku dengan dirinya yang tak biasa, akan semuanya. Pertengakaran antara aku dan orang tuaku.
Begitu banyak alasan dan larangan tentang aku dan dirinya yang lebih dari sekedar teman. Aku terlalu belia bahkan aku mungkin hanya seorang anak yang baru merasakan perasaan itu. Perasaan tak biasa pada lawan jenismu. Saat itu 13 tahun usiaku, dirinya terlampau setahun di atasku. Namun aku harus menerima perlawanan itu.
Aku belum cukup usia itu biasa petuah semua orang tua dan kepercayaanlah yang menentang semua rasa. Yah kami ‘berbeda’. Semua semakin terasa berat, ketika ku mulai mengerti rasa memiliki, takut kehilangan, rasa berbagi, dan belajar untuk saling percaya bahkan setia.
Lima bulan berlalu, ini kebetulan atau keterpaksaan, aku harus pindah. Ah tidak, sudah cukup berat kulalui, segala perlawanan agar ku tetap tinggal terlalu sia-sia. Yah aku harus tetap pindah. Mungkin ini yang terbaik, pikirku.
Angka tahun itu telah berganti, jauh ku kini dengan dirinya. Meski tak harus mengarungi lembah, menerjang luasnya samudera ku rasa jauh dan semakin jauh, aku dengan dirinya. Ku akhiri semua antara diriku dengannya. Hubunganku masih terjalin, ada percakapan kecil lewat pesan atau sedikit obrolan dari ponsel. Hingga akhirnya semua tiada, jangankan pesan singkat atau obrolan antara kami tak ada kabar. Aku bahkan lupa apa penyebabnya, aku dianggapnya musuh, dia lupa atau mungkin telah amnesia.
‘Maaf’
Sincerely,
Sincerely,
Me
0 komentar