KIMIA: Asam & Basa praktikum

2/17/2012 11:38:00 PM

Pengujian Larutan Asam dan Basa dengan Indikator
          The Observation of Acids and Bases Solution with Indicator

Tujuan
Purpose              
Mengetahui sifat atau derajat keasaman suatu larutan berdasarkan indikator.

Teori dasar
Basic theory
Untuk menguji berbagai sifat larutan dapat digunakan suatu zat yang berada di lingkungan berbeda, zat tersebut disebut indikator.  Indikator merupakan suatu zat organik yang warnanya dapat berubah pada kondisi pH tertentu.  Berikut tabel beberapa indiktor beserta trayek pHnya.
No
Indikator
Trayek pH
Warna pada keadaan asam
Warna pada keadaan basa
1
Metil Jingga(MO)
3,1-4,4
Merah
Kuning
2
Metil Merah(MR)
4,2-6,2
Merah
Kuning
3
Brom Kresol Hijau
4,5-8,3
Merah
Biru
4
Brom Timol Biru(BTB)
3,8-5,4
Kuning
Biru
5
Fenolftalin(PP)
6,0-7,6
Kuning
Biru
6
Lakmus
8,3-9,6
Tak berwarna
Merah

Selain menggunakan indikator tunggal, dapat digunakan indikator universal yaitu campuran beberapa indikator yang warnanya akan berubah sesuai pH.  Derajat keasaman juga dapat ditentukan menggunakan pHmeter dengan presisi tinggi.

Alat dan Bahan
Tools and materials
·         Cawan porselen
·         Pipet tetes
·         Tabung reaksi
·         Indikator PP, MO, MR, BTB
·         Larutan yang diuji (HCl, NaOH, Larutan A, B, C, D dan E)

Langkah kerja
Steps
1.       Siapkan alat dan bahan dengan baik dan hati-hati.
2.       Tuangkan beberapa tetes larutan yang akan diuji dengan pipet tetes pada beberapa cawan di cawan porselen.
3.       Teteskan indikator secara satu-persatu pada cawan yang telah berisi larutan.
4.       Amati perubahan warnanya, analisa sifat larutan tersebut.
5.       Lakukan percobaan tersebut pada larutan lain.

Hasil Pengamatan
Result of observation

·       Tabel pengamatan
       Table of observation
No
Larutan/Bahan
Perubahan Warna
Sifat Larutan
PP
MO
BTB
MR
Asam
Basa
Netral
1
HCl
Tidak berwarna
Merah muda
Merah
Merah muda pekat


2
NaOH
Ungu
Jingga
Biru
Kuning


3
Larutan A
Tidak Berwarna
Merah kebiruan
Jingga
Kuning


4
Larutan B
Ungu
Kuning
Biru
-


5
Larutan C
Ungu
-
Biru
-


6
Larutan D
Tidak berwarna
Merah muda
Merah
-


7
Larutan E
Tidak Berwarna
Merah muda
Merah
-



·         Pertanyaan
 Questions

1.       Diantara Larutan yang diuji, manakah yang bersifat:
a.       Asam : HCl, larutan E dan D
b.      Basa : NaOH, larutan B dan C
c.       Netral : larutan A

2.       Tulislah persamaan reaksi ionisasi berikut :
a.       HCl(aq)               H+ Cl-
b.      H2SO4(aq)               2H+  + SO4-
c.       CH3COOH(aq)                  CH3COO-      +  H+
d.      Ca(OH)2(aq)                       Ca2+    +   2OH-
e.      NH4OH(aq)                    NH4+  +  OH-

3.       Larutan mana yang termasuk :
a.       Asam kuat: HCl, H2SO4
b.      Asam lemah: CH3COOH
c.       Basa kuat: Ca(OH)2
d.      Basa lemah : NH4OH

4.       Jika konsentrasi asam sulfat 0,01 M, berapakah pHnya?
H2SO= 0,01 M
H+  = 2 x 0,001 M = 0.002 M
pH=  -log 2 x 10-2   = 2-log 2
Kesimpulan
Conclusion


·                     Masing-masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi.
·                     Untuk menentukan suatu sifat dan derajat keasaman larutan dapat menggunakan percobaan dengan indikator, lalu menghitung dengan trayek pHnya menurut perubahan warna.
·                     Hasilnya didapat dari metode perhitungan range Ph yang terdapat pada setiap indikator, setiap indikator memiliki range Ph yang berbeda dan dari sana dapat ditentukan Ph-nya. Di mana jika Ph < 7 adalah basa, ph=7 netral dan ph>7 basa.
·                     Dapat pula menggunakan rumus perhitungan dari Sorenson jika diketahui kemolaritasan suatu larutan yang diuji.
·                     Each solution has different properties. There are acidic, base, or netral. This is determined by the presence or absence of H ions (for acid) and OH ions (for base) in  the substance and the degree of ionization.
·                     To determine the nature and degree of acidity of a solution can use the observations with the indicators, and then calculate the route according to the pH color change.
·                     The results obtained from the calculation methods contained in the pH range of each indicator, each indicator has a different pH range and it can be determined from its pH.Where if the pH <7 is acids, pH = 7 is netral and pH > 7 is bases.
·                     Can also use a formula calculation of Sorenson if known the molarity of tested solution.





                                           pH = -log [H+]
pOH = -log [OH-]
pKw = -log Kw


Titrasi Asam Basa
Acids and Bases Titration


Tujuan
Purpose              
                Menghitung konsentari larutan titran menggunakan proses titrasi.
Teori dasar
Basic theory
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya.

Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
·         Memakai pH meter.
·         Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.

Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat digunakan indikator Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhit titrasi adalah merah.

Untuk mengetahui kemolaran asam kuat (HCl) dapat diketahui setelah mengetahui volum basa kuat (NaOH) yang berkurang sampai titik akhir titrasi (reaksi dihentikan). Pada saat titik ekivalen mol basa kuat akan sama dengan mol asam kuat, sehingga kemolaran asam kuat dapat dicari.


Alat dan Bahan
Tools and materials


·         Alat
1.                   Pipet gondok 10 ml
2.                   Pipet tetes
3.                   Erlenmeyer 250 ml
4.                   Corong
5.                   Buret schelbah 50 ml
6.                   Bulp
7.                   Alas titar
8.                   Statif
9.                   Piala gelas 250 ml dan 100 ml








·       Bahan
1.       Larutan NaOH 0,4 M
2.       Larutan HCl
3.       Indikator fenolftalin(PP)

Langkah kerja
Steps
1.       Ambil 10 ml HCl masukan kedalam erlenmeyer lalu tambahkan indikator PP 5 tetes.
2.       Masukan NaOH kedalam buret dengan menggunakan corong.
3.       Masukan larutan NaOH kedalam erlenmeyer sedikit demi sedikit dengan menggoyang-goyangkan erlenmeyer sampai larutan asam berwarna merah muda keunguan(jangan terlalu merah).
4.       Catat volume NaOH yang terpakai.
5.       Ulangi kegiatan sebanyak 2 kali.

Hasil Pengamatan
Result of observation

·       Perhitungan
       Calculation
Volume NaOH yang terpakai pada percobaan ke 1 =  13 ml
ke 2 = 11, 3 ml
rata-rata = 12,15 ml
Konsentrasi asam (HCl) adalah?
M1V1=M2V2
13 x O,4 = M2 x 23             M2 = 0,2 M

·         Pertanyaan
                Questions

1.       Apa fungsi indikator PP?
Sebagai penentu titik ekivalen titrasi, yaitu titik dimana saat jumlah mol asam dengan jumlah mol basa sama. 

2.       Bagaimana cara membuat 100 ml larutan NaOH 0,4 M bila diketahui mr=40 ?
 M1V1=M2V2
12,15 x O,4 = M2 x 10
M2 = 0,486 M

Kesimpulan
Conclusion


·  Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa konsentrasi HCl adalah 0,2 M. Di dapat dari perhitungan dengan rumus  :
M1V1=M2V2
·  Indikator PP digunakan sebagai penentu titik ekivalen titrasi, yaitu titik dimana saat jumlah mol asam dengan jumlah mol basa sama.  Saat warna indikator berubah disebut titik akhir titrasi, pada titik ini larutan standar sebenarnya berlebih sedikit namun sangat kecil sehingga dapat dabaikan.  Jadi titik ekivalen titrasi dapat dinyatakan :

mol asam ~ mol basa
Σmol H+ = Σmol OH-
• From the experimental results can be seen that the concentration of HCl was 0.2 M.Obtained from the calculation by the formula:
M1V1 = M2V2
• The PP is used as a determinant of the equivalence point titration, the point at which thenumber of moles of acid equal to the number of moles of base. When the indicator changes color is called the titration end point, the standard solution at this point is actuallya bit excessive, but very little that can dabaikan. So the equivalence point of titration can be expressed:

mol of acid~ mol of base
Σmol H + =  Σmol OH-



You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini