Part 9 (the new one )

10/10/2011 07:07:00 PM

Nina bobo..Oh Nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk......

Begitulah alarm Handphone Lala akhirnya membangunkannya.  Sepertinya memang tidak lucu, bunyi alarm tetapi dengan lagu yang menjadi theme song  anak-anak seluruh negeri sebelum tidur.

“Ah sial, apapula ini? Jam setengah 6, padahal gue niat mau belajar dulu pagi ini”, gerutu Lala.
Tetapi Lala tidak segera beranjak dari tempat tidurnya yang bergambar abstrak bercampur dengan berbagai noda.  Lala teringat lagi dengan mimpinya yang belum 5 menit hilang dari pikirannya.  “Apaan coba mimpi gue?”, dengan tersenyum miris Ia beranjak ke kamar mandi
.
Benar saja hari ini Lala tidak diantar ke sekolah oleh Ayahnya.  “Mampus gue, gimana nih? Alamat telat kayanya!”

Jam tangan oranye sudah menunjukan pukul 06.45 tapi Ia masih tiga lampu merah lagi untuk menuju sekolahnya. 

“Ayo cepet neng udah mau bel”, teriak satpam sekolah Lala.“Ah..selamet gue”, Kriiiiiiiiiing
-----------------------------------------------------
“La, lo mau tau pacarnya Kak Agam ga?”, tanya Inet tiba-tiba saat jam istirahat.“Hah? Mana yang mana?”, jawabku sekedar meresponnya.“Tuh”
 Benar saja pacarnya Kak Agam memang sepertinya wanita idaman—wanita idaman di mata gue beda loh---dia berjilbab, cantik, lemah lembut, cerdas dan tentunya ramah.  Gue? Omg tolong jangan tanya?

Siapa lagi Kak Agam? Ka Agam ituloh.... Kakak kelas gue Dia keren abis, oh tentunya keren di mata gue itu keren dengan sisi yang berbeda, sisi laki-laki yang ngga terlalu di idolakan cewek-cewek tapi Dia punya sisi charming tersendiri. Oh god!

Sebelumnya memang gue agak mikir Kak Agam itu aneh.  Tapi mimpi gue semalem memperjelas kalau gue kok jadi sering merhatiin Dia, saat Dia main basket setiap jam istirahat, setiap ada Dia di kantin, dan parahnya waktu upacara gue salah barisan di baris kelasnya Dia.

Stop! Kenapa cerita ini jadi terlalu klasik sik sik sik, dan mungkin ngga ada menarik-menariknya. Yap! Kemana pula Dimas Pradipta yang dulu?

Oh Dimas oh Dimas oh, sepertinya Dia sudah sibuk dengan kehidupannya yang baru, masa yang berbeda masa menuju tuanya masa DEWASA.  Sepertinya Aku sekedar timbunan memori dalam kenangannya.

Dimas sudah pindah ke luar kota, Ia diterima di SNMPTN tahun ini, tepatnya kalau tidak salah di Bandung.  Itu juga Aku yang mencari kabarnya sendiri, hikss sungguh menyedihkan. Dengar-dengar Ia pindah ke Universitas negeri, semoga Ia mendapat yang terbaik dan semoga suatu hari kelak ada undangan pernikahan antara Dia dan pendamping sejati hidupnya J yang mampir ke alamat rumahku.

Oke.... we’ll back to Kak Agam!

“Cantikkan La?”, tanya Inet menyadarkanku.“Iya Net cantik, anggun banget yaa?”“Iyalah, emangnya elo La, diem-diem harimau!”“Hah?”
Sial! Kali ini Inet seperti menamparku, yaa Aku memang seperti ini ‘diem-diem harimau’ sepertinya memang pantas untukku.  Aku yang kelihatannya pendiam tak punya sedikit penampilan anggun layaknya wanita seperti Kak Icha itu.

Nyatanya kenapa tak ada hari tanpa Aku bertatap muka dengannya sering ku berusaha memalingkan pandanganku tapi jujur hatiku, Aku ingin sekedar melihat wajah itu.  Aku memang bukan siapa-siapa di sekolah sempit ini. Yakinku Kak Agam tak akan pernah menyadari adanya diriku yang selalu meluangkan waktu untuk sekedar sekilas mencari wajah seriusnya saat akan melempar bola basket ke ringnya....

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini