AYUNAH- more than ordinary Tukang PIJET

10/10/2011 07:02:00 PM

Tersebutlah suatu kisah seorang emak-emak di suatu dusun.  Emak ini terkenal akan kehebatannya dengan tangan dinginnya berhasil membantu para pasiennya dari segala usia.  Ayunah namanya Ia seorang tukang pijat di dusun Cibadak.

Biasa bila mendengar pijat tunanetra namun lain cerita lain pula kisahnya(?)

Awalnya Ibuku tak pernah tahu menahu tentang Ayunah, sampai suatu ketika adikku sakit demam.  Seorang emak(juga) yang berkerja di rumahku menyarankan utuk dipijat, karena demam pada anak kecil bisa juga disebabkan oleh salah urat, keseleo, pegal-pegal, rematik, asam urat, encok, kesemutan oooh tidak *lebay!

Diberilah Ibuku nomer telepon Ayunah.  Malamnya Ayahku bermaksud menelepon nomer tersebut, kira-kira saat itu pukul 07.30.
“Halo selamat malam! Benar ini nomernya Ayunah?” tanya Ayahku.
“Iya beneer, ni sapa ada ape?”, jawab seorang bapak dengan logat yang berbeda.
“Ayunahnya ada pak? Bisa ke rumah pak? Mau minta tolong pijat.”
“Oh iyeh, dimana alamatnya?”
“Taman Sari Persada pak, blok E5 nomer 7”
“Taman sari yang manenye?”
“Palem pak, e5 nomer 7......”
Tut..tut..tut... tiba-tiba telepon terputus.
“Kok mati pah?” tanyaku.
Ayahkupun mencoba menelpon kembali.
“Halo Ayunah?”
“Iya pak”, kini yang menjawab suara seorang wanita.
“Bisa ke rumah?”
“Dimana pak, alamatnya?”
“Taman Sari e5 no 7 palem”
“Dari mesjid kemane pak?” 
“Iya terus aja, nanti ada pos satpam tanya aja di situ”
“Blok apa pak?”
“E5 nomer 7”
“Apa pak? F5?”
“E5!!”
“E4? Bapak siapa ini?”
“E5 bu! E..E5! nanti di pos satpam bilang pak Turhadi”
“Oh iya F4?”
Ya Allah Aku yang mendengar Ayahku sewot dengan telepon di telinganya rasanya kesal juga, Ayahku seperti dipermainkan oleh orang di balik telepon itu.  Atau mungkin koneksi jaringan teleponnya yang kurang benar?
“Hiiiih!”, ayahku sewot ternyata telepon kembali putus.
Untuk yang terakhir kali Ia menelepon kembali.

“Halo jadi bisa ngga?”
“Iya Pak, udah lagi jalan”, jawab seorang Bapak kembali.
“Taman sari E5 kan?”
“Iya pak”
“Ya makasih ditunggu”
Setelah hampir kurang lebih 30 menit sang ahli belum juga datang.  Kesal Ayahku sepertinya sudah lenyap.  Akhirnya Ia bermaksud ke pos satpam di depan rumah.

Setelah kembali ke rumah di wajahnya terdapat seperti kekesalan tapi bercampur seringai tawa.

“Kenapa Pah?” tanyaku heran.
“Apa coba kata satpam? Ada yang nyariin tadi tapi nyarinya Pak Rusdi? Satpam akhirnya nunjukin blok G belakang”
Oh Tuhan! Mulai dari telepon yang putus nyambung sampai-sampai alamat yang ngga nyambung dan sekarang nama dan alamat yang salah sambung.  Turhadi ke Rusdi emang ngga jauh sih? Tapi Ya Tuhan......

“Assalammualaikum!”
“Walaikum salam”
“Mah itu kali orangnya dateng?”
“HAAAAH udah males ah, si dedenya juga udah tidur masa dibangunin lagi?”
Akhirnya Ibuku menemuinya.

“Nyasar Ayunah?”
“Iya bu! “, dengan wajah emak innocene.
“Nih yaa lain kali tuh di catet aja makanya lamatnya yang jelas, bawa aja gitu catetan alamatnya, ga ribet kan, sampe nyasar segala!”, dengan sewot Ibuku menjelaskan.
“Iya, yak yak yak”, dengan wajah tanpa salah ia menjawab Ibuku.
“Maaf aja nih anaknya yang mau diurut udah tidur, jadi kasian kalo dibangunin, besok aja deh?”
“apa bu? Besok?”
“Eh jangan deh besok pagi juga takut belum bangun, jangan ga usah”
“Apa bu? Jam delapan?”
GUBRAK, bolot beneran nih kayanya! Seruku dalam hati.

“Engga, engga Ayunah ga usah dateng kalo ga ditelpon lagi, tunggu telepon aja ya, telepon!”
“Oh iya, iya yak. Ongkos ojek atuh bu”
GUBRAK yang kedua kali, kocak yaa ini orang njirr.

“Berapa 5 ribu?” tanya Ibuku sambil memberikan selembar 5ribuan.
“Eh engga atuh bu 6 ribu sekarang mah?”
GUBRAK yang ketiga kali, lu pikir ojek darimana 6 ribu? Jakarta-Bogor *wkwkwk

“Yaudah nih” Ibuku menyodorkan uang 2ribuan. “Masih kuarang?”
“heih?” tanpa kata kembali menyodorkan tangannya dengan wajah tanpa dosa.
GUBRAK yang keempat kali, lima kali dapet gelas nih gue.

“Nih udahkan” Ibuku kembali memeberikan uang namun kali ini Cuma recehan yang tak jelas jumlahnya.
“Iya..yak yak bu, besok ya?”
“NGGA! Ngga usah tunggu saya yang telepon dulu!”
“Oh iya telepon ya bu?”
“Iya..iya maaf ya” tetap Ibuku dengan sopan mengantar Ayunah keluar pulang *mengusir upssss
“Iya bu nuhunnya Bu Assalmmualaikum”
“-Walaikumsalam”
‘HA-HA-HA-HA LUMAYAN TANPA MIJET GUA DAPET  7RIBU LEBIH DIKIT  HA-HA-HA-HA’------------AYUNAH’s style.

Ayunah memang tukang pijet jenis baru yang langka dan sedikit menghibur keluargaku.  Sekian kisah seorang Emak Yunah yang tersohor hor hor hor orrrrrrrrr.

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini