TUGAS CERPEN

6/19/2011 01:58:00 AM

Kerangka Karangan
·        - Di hari puasa Ramadhan minggu ke 2, aku bersama teman semasa SMP mengadakan buka bersama.
·         -Seminggu sebelumya temanku merencanakannya dengan susah payah.
·         -Saung Merak ditetapkan sebagai tempat kami mengadakan buka bersama. 
·         -Buka bersama ini gratis.
·         -Aku membeli kue ulang tahun bersama temanku.
·         -Ketika hari diadakannya buka puasa, aku melupakan satu hal yang penting untuk kami semua.
·         -Akupun kembali lagi ke rumah, untuk mengambilnya.
·         -Dan kami memakan kue ulang tahun bersama, sambil berfoto-foto.

KUE KAMI BERSAMA
Sudah hampir setahun aku berpisah dengan teman-teman semasa SMP.  Dan puasa Ramadhan kali itu dijadikan kami sebagai saat untuk kami bertemu.  Tepatnya di hari Sabtu minggu ke 2 Ramadhan kami mengadakan buka bersama.
Seminggu sebelumnya temanku menginformasikan kepada teman-temanku akan acara tersebut.  Sebagian besar teman-temanku menyetujuinya.  Dengan susah payah karena kesibukan kegiatan belajar di sekolah seorang temanku menyusun rencana acara.
Sesaat rasanya aku disibukan oleh rencana itu.  Kira-kira seminggu sebelumnya salah seorang temanku yang satu SMA denganku mengajakku untuk pergi survey ke suatu rumah makan.
“Mal, ayo anterin gue?”, ajak temanku, Aulia.
“Kemana? Ngapain?”, tanyaku.
“Ke mana gitu cari tempat makan buat ntar.”, jelasnya.
“Yaudah ayo!”
Sekitar 1 jam lebih, aku bersama Aulia menyusuri sepanjang jalan Padjajaran.  Tapi tidak ada tempat yang menurut kami berdua cocok untuk kantong anak SMA.  Tiba-tiba HP Aulia berbunyi, dreet…dret.
                                                9b-Selvi
                Ul, gua udah survey tempat.  Gimana kalo kita ke Saung Merak aja?
Cukup murah kok J


“ Nah daritadi kek! Ngapain kita muter-muter disini?”, keluhku.
“Iya yaaa!”,  tambah Aul.
Sekitar 5 hari sebelum hari acara tiba, salah satu temanku meneleponku.
“Halo Assalamualaikum!”,  sapaku mengawali telepon.
“Walaikumsalam, Mal?”, jawabnya dari telepon.
“Ada apa Nad?”, tanyaku.
“Gini Mal, beberapa hari kemarin aku kan ultah, boleh engga kalau aku mau mentraktir kalian pas nanti buka bersama”,  jelas nadia.
“Eh boleh banget nad! Hahaha Alhamdullilah”, jawabku dengan senang. “Kita insya Allah tempatnya di Saung Merak belakang SMP kita Nad”.
“Iya Mal, tapi aku ga bisa semuanya, gimana kalo dibagi sama temen yang lain yang ultah bulan ini juga?”, Nadia pun menyampaikan idenya.
Kemudian aku dan Nadia mengakhiri percakapan di telepon. Aku langsung menyampaikan ide pada Aulia sang penanggung jawab acara.  Setelah dengan berbagai pertimbangan dan persyaratan akhirnya buka bersama kali ini dinyatakan gratis.
Karena buka puasa kali ini yang membiayai adalah teman-temanku yang berulang tahun, aku dan Aulia siangnya memutuskan untuk membeli kue ulang tahun untuk mereka.
“Kita beli dimana ul?”, tanyaku.
“Di Giant lah,dimana lagi?”, Aul malah balik bertanya.
“ Yang Botani? Tapi Ul, di sana kalo kita minta tambah hiasan kan harus bayar!”,  aku menyela.
“Ya gimana? Yang di Yasmin?”, tanyaku kembali.
“Yaa terpaksa deh ayooo”, akhirnya Aul setuju.
Dengan semangat walau cuaca tidak mendukung kami  yang dalam keadaan puasa Ramadhan, aku dan Aulia menuju Yasmin yang jarak dari sekolah lumayan jauh.  Jarak Yasmin antara rumahku cukup dekat sehingga diputuskan aku yang membawa kue itu. 
Kira-kira sudah cukup sore ketika aku akan menuju rumah dari Yasmin.  Namun entah mengapa seketika cuaca yang tadinya panas terik berubah menjadi gelap dan mendung.  Belum cukup jauh tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.  Aku harus berjuang agar buku pelajaranku tidak basah dan kue u;ang tahun ini tidak hancur berantakan.  Dan aku pun berhasil sampai di rumah dengan kue yang tidak berantakan, namun penampilanku sudah berantakan.
Karena lelah aku memutuskan untuk tidur, saat itu kira-kira masih 3 jam untuk berbuka puasa.  Akupun tertidur dengan cukup lelap.
“Mba…mba! Bukannya hari ini lu buka bersama”, teriak adikku dari luar kamarku.
“Haaaa….”, aku pun segera tersadar dan melihat ke jam dinding di atas tempat tidurku. “Aduh jam 5 lewat!”, aku segera bergegas bersiap, mandi dan merapikan diri.  Kulihat HPku ternyata ada 15 missedcall dan 11 pesan masuk. 
Segera aku pamit pada ibuku, keluar rumah dan pergi ke Saung Merak.  Tetapi memang sial saaat itu, angkutan yang aku tunggu tidak kunjung datang.  Kulirik jam di tangan, jam pun sudah menunjukan jam 6 kurang, dan waktu berbuka pun tinggal beberapa menit lagi.
Aku memutuskan membeli air mineral dan gorengan.  Dan benar saja adzan sudah berkumandang saat aku berada di angkutan umum.  Beberapa kali teman-temanku meneleponku, dan ketika Aulia meneleponku, “Mal dimana?”.
“Di jalan, maaf..maaf gua tadi ketiduran!”
“Ya udah cepet! Kue dibawa?” , seketika pertanyaan Aul di telepon menyetakkanku.
“Astagfirullah Ul…. Gua   L  U  P  A !”, jawabku.
“Yaa YAA UDAH! Gimana atuh? Cepet deh lu ke sini dulu”, jelasnya.
Dia pun menutup teleponnya, perasaanku menjadi campur aduk tak menentu. Sesampainya di sana, aku menjadi merasa tidak enak, takut dan ingin marah pada diri sendiri.
“Tuh dateng si Amal !!”,  teriak salah seorang temanku.
“AAH sorry, maaaaaaaaf!!”, balasku dengan teriak.
“Ya udah minum dulu, nih minum!”, Selvi menenangkan.
 “Ada apa sih? Ada apa, apa?”, tanya seorang temanku, Gusty.  Gusty baru saja tiba karena sekolahnya masuk siang.
Aku pun mersa harus bertanggung jawab, lalu menjelaskan semuanya pada Gusty.  Dengan kebaikan Gusty, akhirnya dia setuju untuk mengantarku ke rumah dan mengambil kue bersama kami.
Beberapa menit kemudian aku sampai di jalan dekat Saung Merak dan gerimis turun.  Dengan sedikit basah aku dan Gusty sampai di Saung Merak. Dengan sambutan tawa temanku, kami lalu melahap kue itu bersama sambil mendokumentasikannya dengan kameraku.


*Based on true story of me*

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini