Kopi Hitam

10/17/2019 08:29:00 AM

Kelak di suatu sore yang mendung, cangkir kopimu akan bersisian dengan cangkir kopi ayahku.

Pada tegukan kedua, ayahku akan berdeham sambil melanjutkan kalimatnya, "udah nggak perlu takut nyaingi. Diminum kopinya, bikinan Lina suka ngawur memang."

Wajahmu mengguratkan senyum tipis dibarengi anggukan. Suara seruput dari ujung bibirmu juga menggelitik otot wajahku,
Aku ikut tersenyum.

Perkara persaingan kopi hitam.
Keduanya bukan ingin bersaing malah saling mundur memberi ruang.

Ah, andai mereka tahu. Di hidupku selalu ada ruang yang berbeda untuk ayah juga untuknya.

Tak'kan pernah bisa menyaingi.

Perihal kopimu juga kopi ayahku jadilah jembatan kasih, pemersatu ruang antara ayahku dan ayah dari anak-anakku.

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini