Merobot : (
2/11/2013 09:32:00 PM
Bogor, hujan
lumayan deras, 27o c. Beserta petir yang cukup membuat gue
kaget-kaget datar. Tiga kali keulang satu album Red-nya Taylor Swift.
Datar.
Rasanya gue
seperti robot. Datar semuanya terasa
datar. Bahkan akhir-akhir ini ketawa
rasanya garing abis. Mau nangis tetap
saja nggak bisa. Hal yang paling terasa
sering dan cukup membuat gue sadar kalau gue masih makhluk hidup yaitu dengan
menghembuskan napas panjang bersuara ala orang depresi. Gue depresi?
Nggak tau
juga. Definisi dari kata itu pun gue
nggak tahu. Gue tahu sekarang posisi gue
memang berada pada saat-saat penting, darurat dan nggaak santai. Tapi sumpah
semua ini rasanya..... wow aja deh, wow yang datar.
Saat ini
14:26 setelah tes uji coba pra UN, hari kedua bahasa Inggris dan fisika. Ya begitulah... gue semakin yakin untuk terus melangkah
*ngok maksudnya melangkah agak jauh dari kota hujan yang semakin pengap ini,
dari perumahan yang banjir setiap turun hujan ini. Tapi keyakinan nyatanya nggak cukup membawa
gue ke sebuah cita-cita yang akhirnya untuk pertama kali gue punya
cita-cita. Saat dari TK ke SD, SD ke
SMP, bahkan SMP ke SMA gue belum pernah mencita-citakan tujuan dari
langkah-langkah semu gue.
Semu? Sudah
cukup gue menjadi semu, menjadi bagian dari yang tak terlihat, penggerak di
belakang, walau gue tidak berbakat dalam persuasi, membuat ketertarikan dan 100%
anti penjilat. Tapi gue lelah, sisi
kepasifan ini membelenggu. Satu kata
yang dari dulu gua butuhkan, perubahan.
Apalah arti
dari deretan huruf ini? Mencoba memotivasi
diri sendiri? Ya bolehlah gue nyerocos disini, daripada gue spam dimana-mana.
Daripada sisi kemakhluk hidupan gue hilang kemudian tergantikan dengan
perikerobotan. Waras nggak kalau hari
ini gue merasa melayang-layang mengerjakan soal fisika terus mengendarai motor
ke rumah. Melayang bukan dalam arti gue mabok atau teler. Maksud gue, gue ada disitu tapi pikiran gue
ke mana-mana, bahaya! Penyakit zaman
bocah kumat. Sampai lupa tadi gue mampir
ke Bank dan teller nya marah, sensi getoh, soalnya setiap dia ngomong blablabla
gue jawab ‘haaah?! ‘.
Terus kalau dia
nyuruh apa-apa gue cengo dulu terus ‘bentar ya mba!’ padahal lama.
Penyakit
memang menurut gue, dulu saat gue SD nyokap sering diajak ngobrol sama guru
gue, katanya kalau di kelas gue selalu merhatiin pandangan ke depan tapi
pikiran kemana-mana atau kosong*stress dong gue* heran juga itu guru sakti
berarti bisa baca pikiran gue.
...penulisan
postingan ini terhenti karena gue terlanjur amat sangat datar, penyakit kumat
dan laptop yang me-lowbatt pun gue
diemin, mati dan hari ini baru gue lanjutkan lagi penulisannya...
Bogor,
intensitas hujan semakin besar, jalanan komplek sudah berubah jadi arena
selancar dengan arus hampir melampaui arus kali Ciliwung. Dan gue sudah tidak merobot lagi malah jadi
lembek, sedih, bercucuran air mata gini.
Boleh gue
bilang ini salah satu titik nadir dalam hidup gue. Mungkin ini menjadi sepele bagi beberapa
orang. Karena masalah gue berputar-putar
dalam sebuah lingkup simpel saja. Ya!
Tapi kali ini gue ga tahan, sumpah nyeri-nyeri pedih rasanya.
Gue memasuki
fase baru atau gue berlebihan?
Jerawat-jerawat
mulai muncul bertaburan di muka gue yang mungkin layak keadaan untuk singgah
mereka. Berat badan gue yang semakin tak terkontrol. Kantong mata gue yang sudah tak layak disebut
kantong mata. Rambut gue yang bahkan gue
lupa terakhir kali gue sisir kapan, merontok setiap hari ke harinya. Siklus kewanitaan gue nggak jelas. Jadwal berdefekasi yang abnormal. Yah tubuh
gue pun menerima dampaknya, apalagi psikis gue? Ya! Gue merobot.
Robot yang
bisa nangis? Ah cupu banget gue.
Bingung.
Bahkan setiap pagi gue mau berangkat ke sekolah gue harus bingung dulu, gue ke
sekolah mau naik apa. Pertama bareng
bokap kepagian nyampe sekolah jam setengah 7an, naik angkot pasti gue ga
kebagian angkot dan harus sedih maksa-maksa naik padahal sudah 4-6, naik bis
gue harus jalan lebih jauh dan bengek-bengek pas nyampe sekolah, naik motor
kalau pulang sore resiko kehujanan. Nah
ini! Penyakit lain, gue sadar ini nggak baik.
Kebanyakan mikir gue!!! cacat ini : (
Wajar nggak
kalau gue bilang gue bingung. Ini sumpah yang namanya masa depan dan cita-cita
ke depan gue mau jadi apa dan mau ngapain pun masih bingung dan ragu. Bego kah? Yaaa bego sekali, di detik-detik
yang hampir fix ini. Gue bercita-cita
menjadi seorang yang di dunia medis, dengan belajar ilmu tersebut di PTN di
Yogyakarta. Tapi beberapa kata tapi
masih menghambat... dan kemudian kata-kata bokap kembali mempengaruhi langkah
gue. Setelah beberapa diskusi-diskusi
singkat dan pendek di setiap perjalanan gue ke sekolah di pagi-pagi gloomy yang mengatakan bagaimana
mengenai intitut pertanian di kota Bogor ini, bagaimana kalau sampai gue
menyia-nyiakan peluang SNMPTN ini ah deymn... gimana rasanya elo punya
cita-cita yang bisa dibilang untuk pertama kali di hidup elo, punya pilihan
sendiri, terus masalah muncul peluang elo kecil untuk meraihnya, kemudian ada
peluan besar lain yang menawarkan sebuah kepastian dan gue BINGUNG.
Disisi lain
ada hubungannya dengan doi di seberang situ, yang mungkin jalan cita-citanya
agak sejalan sama gue untuk kali ini. Walaupun gue sudah berkepingan rasanya
habis rasa, terkuras lelah karena tersadar sia-sia mengenai si doi. Ya ga
apa-apalah, anggep seperti diawal gue inikan BEGO. Seperti wanita-wanita melankolis yang
menyiksa diri, gue ini kan si jeger yang tidak berperikewanitaan dan dianggap
tidak peka zero perasaan. Jahat kan? Jahat memang. Padahal gue adalah
perempuan setia, tulus memendam, selalu berkaca, kadang percaya walau ternyata
hanya dibuat berkepingan. Dan air mata
ini memberi gue sedikit pencerahan, bego kok disimpen terus. Buat apa berharap Bogor seminggu nggak
hujan. Halah analogi yang aneh. Maksudnya buang-buang waktu saja gue berharap
bakal merangkai kisah bukan sekedar menulis kisah ala FTv-FTv di
Yogyakarta-_____-. Bukan gitu juga sih,
jijik aja hahahaha. Sekedar ingat kah
doi, tentang gue, gue yang sudah diisi dan dibayangi spam akan elo. Fvck that what?
Btw, ini kok
sedih ya, Bogor lagi dilanda bencana saudara.
Banjir dimana-mana, sinyal ga ada, wifi mendadak error mungkin kena
petir tadi : (
Saat gue
bingung, gundah, jungkir balik gelisah ini pulang-pulang hujan badai kayak hari
ini. Ade gue yang sedang memasuki ke masa ababilan tingkat 23455859585 bikin
ulah kembali. Gue pulang kira-kira
sampai pukul 6 kurang sedikit jangan tanya kenapa hahaha kemudian ade gue yang
abg labil itu tidak bisa dihubungi, hp dari mulai nyambung sampai nggak aktif
terus ditelpon sama nyokap. Nyokap
heboh, khawatir, ketakutan arus makin deras, arus? Banjir di jalanan komplek
gue maksudnya. Gue sampai repot mendadak
sok akrab sama adek kelas yang kakak kelas adek gue juga karena kita satu SMP,
minta nomor hp temen ade gue, nanya-nanya latihan ekskul dan sebagainya, untung
kece nih berondong hahahaha :p singkat kata ade gue yang ganteng, labil dan
pastinya begonya 11 12 sama gue pulang ke rumah dengan diantar mobil satpol
PP. Eh? Jangan suudzon. Sama satpol PP soalnya komplek gue banjirnya
parah samapi dapet pehatian getoh haha walaupun tetap nggak bisa lewat dan
katanya perahu karet lagi menyusul, ade gue nekat jalan menerjang derasnya arus
banjir karena merasa sudah sakti dan berpengalaman akan kejadian ini. Bogor aja begini, gimana Jakarta? : ((((( oh
semesta...
Dan
blablabla gue pun emosi, kesel, marah, sedih saat rasanya gue butuh seseorang
buat menumpahkan ini semua tapi nyatanya anak nyokap gue bukan Cuma gue. Bokap gue entah dimana, lagi kerja ke luar
kota maksudnya. Nenek-kakek jauh, deket
juga ga ngaruh kan yaa. Semua teman gue
rasanya di fase yang sama tapi tidak dengan sifat dasar cacat kayak gue. Guru BK ujung-ujungnya ceramah agar
mendekatkan diri pada Allah. Dan gue
mempertanyakan dia, si dia pengalih doi dari segala aktivitas spam otak gue
mengenai doi. Kemanakah dia? Dia yang ‘dulu’ membuat gue lupa sama jam-jam
kosong yang harusnya gue isi buat baca-baca materi UN hahaha sekarang pas gue
bener-bener sibuk baca materi *tsah dikit* dia beneran menghilang. Oke mungkin maksudnya baik. Tapi gue malah merobot , bahaya kalau merobot
terus nangis. Nanti karatan korosi,
keropos deh, bukan Cuma hati yang berkepingan raga gue juga jadi keropos
berantakan.
Positifnya
robot itu kuat, canggih emm canggihnya gue adalah gue masuk kelas A1
loh!!!—sombong lo, Lin-_-hahaha—bukan sombong canggih aja the power of nembak jawaban tuh jadi aja gue sekelas sama makhluk
ajaib robot berteknologi tinggi kali yaaa mereka hahaha
Ah
sudahlah... menghitung hari ke tanggal akhir pendaftaran SNMPTN, semesta
berilah aku pentunjuk kuasa Sang Pencipta.
Teguhkan hatiku, tuntun langkahku mencapai cahayaNya, dalam keridhaanNya
dan restu Mamah, Papah : “)
070213
@amalinair
0 komentar