Part 10 (Im just the secret admirer)

11/12/2011 08:03:00 PM

“Dam*!”, bisikku setengah kaget.
“Iya La, karena lo hari ini bareng gue, lo jadi ngga telat kan?”, sambung Marta dalam obrolan.
Untungnya Marta tak mendengar satu kata yang tak pantas dari mulutku tadi.  Bukan karena kata-kata Marta bukan juga karena angkot yang ngerem mendadak di depanku tadi.  Tapi karena ....karena dia begituuuuu indah.

Oh God! Kenapa di pagi-pagi gini Aku harus ketemu kak Agam.

Tatapan Lala kosong memandangi sesosok laki-laki bertubuh atletis di depannya, yang baru saja mendahuluinya di jalan menuju ke sekolah pagi itu. Sesaat setelah berada kira-kira 3 langkah di depan Lala, tiba-tiba lelaki itu menoleh ke arah belakang, tentu ke arah Lala.  Lala yang sedang terhanyut dalam sosok di depannya seketika kaget, dan segera melemparkan arah pandangannya ke tukang bakso di ujung jalan.

“La? Kenapa? Belum sarapan? Kok udah ngeliatin tukang bakso aja?”, sentak Martha dengan gaya polosnya.
“Ah apa? Engga itu tadi ada... ah ayoooo cepet masuk udah mau bel tau!”, putus Lala.
Langkah kaki Lala semakin berat ketika Ia akan meninggalkan lantai 1 sekolahnya. Seakan Ia hanya ingin berdiam di sudut lantai 1 dengan mata mengarah pada kelas itu, kelas yang dari kaca jendelanya Ia bisa melihat Kak Agam sedang tersenyum.
-***-

Semakin addict rasanya Lala, setiap keluar kelas Ia menatap ke lapangan basket di sisi kanan sekolahnya dan dengan pasti Ia menemukan sosok itu. Hari-hari Lala tak akan terlewati tanpa melihat Kak Agam, dengan sengaja atau tak sengaja.

Sudah lebih dari seminggu Lala menjadi seorang penggemar rahasia, namun sepertinya Kak Agam menyadari itu. 

Atau mungkin ini petunjuk dari Tuhan karena akhir-akhir ini Aku melakukan hal yang sia-sia.

Yap! Akhir-akhir ini Lala memang masih sering bertemu
 dengan Kak Agam tapi keadaannya sekarang berbeda, setiap Lala mengalihkan pandangannya Kak Agam pasti sedang bersama Kak Icha yang nyatanya memang mereka pasangan yang cocok.  

Agak nyeri sih kalo liat Kak Agam sama Kak Icha, tapi gue juga suka liatnya karena mereka emang serasi banget, hem..kasian ya gue?

Klimaksnya Senin sore lalu, saat Lala sedang berjalan menuju gerbang sekolah.  Kak Icha tiba-tiba menghampiri Lala dari arah yang berlawanan.

“Eh sorry, mau tanya dong liat Bang Sapta ngga?”


Ah..Cuma nanyain Bang Sapta. Gue kira nanyain apa, aduh sumpah kaget gue!
“Ah ngga tau deh, kak! Mungkin lagi keluar atau ke belakang”, jawab gue dengan ngelantur. 
“Oh yaudah thanks, eh iya kamu kelas XI ya?” 
“Iya kak, kenapa ya?” 
“XI apa? Kenal Ara ngga?"  
“IPA 6 kak, Ara? Ngga tau deh kak, ngga pernah denger juga”, jawab gue dengan senyum tipis nggak bermaksud sinis.  
“Oh yaudah deh Thanks yaa”, jawab ceweknya Kak Agam dengan senyum manis dan ramahnya.
Agak aneh rasanya, kenapa Kak Icha tiba nanyain hal aneh gitu ya?  Setau gue yang namanya Ara emang nggak ada, atau Dia cuma asal aja yaaa pengen basa-basi sama gue.  Tapi siapa gue, penting gitu basa-basi sama gue?

Apa ini ada hubungannya sama Kak Agam, Dia sadar gue sering ngeliatin Dia, dan Kak Icha penasaran sama gue.  Oh god! Semoga perkiraan gue salah, sumpah deh gue bukan perusak hubungan orang, gue nggak niat macem-macem kok, cuma jadi pengagum emang salah ya?

You Might Also Like

0 komentar

Cari Blog Ini